Kamis, 02 Desember 2010

Generalisasi yang terburu-buru

Kesalahan ini terjadi karena generalisasi berdasarkan bukti yang tidak mencukupi. Hal ini biasanya karena pengambilan sampel yang terlalu kecil dibandingkan ukuran populasi sebenarnya sehingga tidak bisa mewakili seluruh populasi.


Contoh:
Amir baru pertama kali berkunjung ke kota X. Ia melihat 10 orang, semuanya anak-anak. Amir kemudian kembali ke kotanya dan memberitakan bahwa kota X tidak memiliki penduduk orang dewasa.

Contoh 2:
Mahmud dan Ujang berjalan ke toko permata. Mahmud kemudian mengatakan bahwa jam tangan bertahtakan permata yang dijual di toko itu mirip sekali dengan jam tangan yang biasanya dipakai kakeknya.

Ujang bisa menyimpulkan:
Kakeknya Mahmud mencuri jam tangan di toko itu.
Kakeknya Mahmud memiliki selera tinggi dalam bidang perhiasan.
Kakeknya Mahmud tidak bisa memberi tahu waktu sekarang (karena jam tangannya di jual ke toko itu).
Kakeknya Mahmud suka pamer.

Kadang kala generalisasi yang terburu-buru juga dipakai pada bidang matematika atau prasangka rasial.

Nama lain

  •  galat akibat kurang cukup statistik
  •  galat akibat kurang cukup sampel
  •  galat akibat fakta tunggal
  •  generalisasi parsial
  •  induksi terburu-buru
  • hukum jumlah yang kecil (law of small numbers)
  • sampel yang tidak representatif
  • secundum quid
  • terburu-buru mengambil kesimpulan (leaping to a conclusion)

Tidak ada komentar: