Rabu, 08 Desember 2010

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif memakai asumsi-asumsi yang diketahui secara umum dan pasti kebenarannya untuk menyampaikan suatu kesimpulan yang khusus yang juga akan pasti kebenarannya.

Contoh:
Premis 1: Semua manusia pasti akan mati.
Premis 2: Saya seorang manusia.
Konklusi: Saya pasti akan mati.

Penalaran diatas adalah valid, tidak mungkin kedua premis adalah benar tetapi konklusi-nya salah. Validitas penalaran ini didasarkan atas proses penalarannya sendiri, bukan kebenaran dari premis ataupun kebenaran dari seluruh pernyataan.

Contoh dibawah menampilkan premis yang salah dan konklusi yang salah, tetapi penalaran yang dilakukan tetap dinyatakan valid.

Premis 1: Bila hijau adalah warna, maka rumput beracun bagi sapi.
Premis 2: Hijau adalah warna.
Konklusi: Rumput beracun bagi sapi.

Kebenaran konklusi penalaran Induktif sangat ditentukan oleh kebenaran premis-premisnya karena isi konklusi tidak lebih dari informasi yang dikandung premis. Akibatnya penalaran induktif sebenarnya sama sekali tidak menambah pengetahuan.


Ada beragam bentuk penalaran deduktif yang telah dikembangkan. Hal ini mencakup penalaran secara abstrak menggunakan simbol, operator logik, dan seperangkat aturan yang menentukan langkah yang boleh dilakukan dalam mencapai suatu kesimpulan. Termasuk diantara penalaran ini adalah yang disebut sebagai Aristotelian logic, dikenal juga sebagai logika silogistik, logika proporsional, logika predikat, dan logika modal.

Penalaran

Penalaran adalah kemampuan mental manusia untuk menarik kesimpulan dari asumsi- asumsi atau premis. Digunakan untuk menjadi penjelasan atau pembenaran atas sesuatu.

Secara tradisional, penalaran dibagi menjadi dua yaitu:

Converse accident

Converse accident (disebut juga reverse accident, penyalahgunaan pengecualian, atau a dicto secundum quid ad dictum simpliciter) adalah galat dalam penalaran saat suatu pengecualian dipakai untuk sesuatu yang salah. Misal:

Karena penderita Glukoma diperbolehkan memakai ganja untuk pengobatan, maka semua orang seharusnya diperbolehkan memakai ganja.

Ada kemiripan tipe galat ini dengan tipe kesalahan Generalisasi yang terburu-buru.Galat ini memanfaatkan suatu pengecualian (dalam contoh diatas adalah penderita Glukoma) untuk dipakai dalam basis secara umum (orang keseluruhan) dalam konteks yang diperdebatkan (pemakaian ganja).

accident fallacy

Accident fallacy (disebut juga destroying the exception atau a dicto simpliciter ad dictum secundum quid) adalah kesalahan dalam penalaran Sillogisme secara Statistik dimana pengecualian atas suatu generalisasi diabaikan. Hal ini terjadi pada saat penalaran diaplikasikan pada keadaan yang tidak semestinya.

Contoh:
1. Memotong tubuh orang dengan pisau adalah tindak kejahatan
2. Pembedahan dilakukan dengan memotong tubuh orang menggunakan pisau.

maka:
Pembedahan adalah tindak kejahatan.


Kesalahan ini terjadi karena adanya pengecualian yang diabaikan. Semakin lemah suatu generalisasi biasanya semakin banyak pengecualian yang akan terjadi. Dalam hal ini, kesimpulan yang diperoleh perlu ditambahkan kata-kata yang mengandung pengertian relatif , misal beberapa, ada banyak, sebagian besar, dan semacamnya.

Contoh:
Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun.

Pernyataan ini bisa diartikan bahwa seluruh wilayah Indonesia telah mengalami penjajahan selama 350 tahun. Hal ini tentu tidak seluruhnya benar. Daerah seperti Aceh misalnya bahkan hanya mengalami masa penaklukan tanpa adanya perlawanan cuma beberapa tahun. Pernyataan diatas bisa diperbaiki menjadi:

Belanda menjajah sebagian wilayah Indonesia selama 350 tahun.

Kamis, 02 Desember 2010

Sampel yang bias

Pada statistik bias pada sample menyebabkan beberapa anggota populasi akan cenderung memiliki probabilitas lebih besar diikutkan dalam penelitian dibanding anggota yang lain. Hasilnya terjadi ketidak obyektif-an dan tidak seimbangnya perwakilan populasi.


Jenis sampel yang bias

* Seleksi hanya pada area tertentu. Misal: Survey tentang penggunaan narkoba pada remaja tetapi hanya dengan sampel siswa sekolah adalah sampel yang bias karena tidak mengikutsertakan siswa putus sekolah ataupun yang ikut home schooling.

Contoh yang lain misalnya melakukan wawancara pada orang- orang yang ditemui di jalanan, maka akan bias karena kemungkinan orang yang sakit keras sehingga tidak bisa keluar rumah akan lebih kecil daripada orang yang sehat.

* Self-selection bias, yaitu partisipan sendiri yang memutuskan untuk ikut suatu survey misalnya. Contoh: pada survey presiden mana yang akan dipilih yang diadakan oleh suatu situs akan mengalami bias ini, karena orang-orang yang berpartisipasi adalah orang-orang yang memiliki opini yang condong ke salah satu calon. Orang-orang yang cenderung tidak menyukai calon yang ada cenderung akan tidak mau menyusahkan diri meluangkan waktu dan uang untuk mengikuti survey itu. Maka survey seperti ini tidak dianggap valid sebagai suatu dasar.


* Pemilihan sampel pada hal yang menguntungkan peneliti. Contoh suatu penelitian untuk membuktikan bahwa rokok tidak berbahaya bagi kesehatan. Maka diambil sampel perwakilan perokok dari fitness center yang sudah tingkat lanjutan, dan sampel yang tidak merokok dari tingkat pemula.


* Bias pengecualian akibat pengecualian beberapa grup dari sampel. Contoh sensus penduduk tahun 2010 akan mengabaikan warga negara asing yang baru saja menjadi warga negara Indonesia dan belum terdata oleh petugas. Termasuk juga warga negara Indonesia yang menjadi TKI tapi tidak diketahui kelurahan.


* Bias pengguna yang sehat, misal sampel yang diambil mayoritas adalah buruh kasar sehingga akan cenderung lebih sehat dan kuat dibanding populasi secara keseluruhan (karena orang yang sakit-sakitan dan tidak kuat mungkin tidak mampu menjadi buruh kasar).


* Overmatching, misal pengujian obat jantung yang baru pada grup survei dan grup kontrol. Karena mereka semua mengetahui diberi obat jantung, selain grup survei, grup kontrol juga cenderung lebih mengalami peningkatan kesehatan dibanding populasi umum seandainya tidak diberitahu mereka mengalami pengobatan.

Generalisasi yang terburu-buru

Kesalahan ini terjadi karena generalisasi berdasarkan bukti yang tidak mencukupi. Hal ini biasanya karena pengambilan sampel yang terlalu kecil dibandingkan ukuran populasi sebenarnya sehingga tidak bisa mewakili seluruh populasi.


Contoh:
Amir baru pertama kali berkunjung ke kota X. Ia melihat 10 orang, semuanya anak-anak. Amir kemudian kembali ke kotanya dan memberitakan bahwa kota X tidak memiliki penduduk orang dewasa.

Contoh 2:
Mahmud dan Ujang berjalan ke toko permata. Mahmud kemudian mengatakan bahwa jam tangan bertahtakan permata yang dijual di toko itu mirip sekali dengan jam tangan yang biasanya dipakai kakeknya.

Ujang bisa menyimpulkan:
Kakeknya Mahmud mencuri jam tangan di toko itu.
Kakeknya Mahmud memiliki selera tinggi dalam bidang perhiasan.
Kakeknya Mahmud tidak bisa memberi tahu waktu sekarang (karena jam tangannya di jual ke toko itu).
Kakeknya Mahmud suka pamer.

Kadang kala generalisasi yang terburu-buru juga dipakai pada bidang matematika atau prasangka rasial.

Nama lain

  •  galat akibat kurang cukup statistik
  •  galat akibat kurang cukup sampel
  •  galat akibat fakta tunggal
  •  generalisasi parsial
  •  induksi terburu-buru
  • hukum jumlah yang kecil (law of small numbers)
  • sampel yang tidak representatif
  • secundum quid
  • terburu-buru mengambil kesimpulan (leaping to a conclusion)

Rabu, 01 Desember 2010

Validitas dan Reliabilitas

Istilah validitas (validity) dipakai berkaitan dengan hasil pengukuran atau pengamatan, sedang istilah reliabilitas (reliability) dipakai berkaitan dengan alat yang dipakai untuk melakukan pengukuran (alat ukur atau instrumen pengumpulan data.


Validitas atau tingkat ketepatan adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Dari sudut instrumen, pengukuran adalah kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar.


Validitas berarti juga bahwa instrumen penelitian merupakan bukti kemampuannya dalam mengungkapkan sesuatu atau yang diukur atau diamati oleh peneliti, sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan.


Reliabilitas atau tingkat ketetapan (consistency atau keajegan) adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap dari sekelompok sampel.


Instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi cenderung menghasilkan data yang sama tentang suatu variabel atau unsur-unsurnya, jika diulangi pada waktu yang berbeda pada kelompok sampel yang sama .


Setiap pengukuran atau deretan pengukuran dapat termasuk dalam klasifikasi :
  • neither valid nor reliable (tidak valid dan tidak reliabel)
  • valid but not reliable (valid tetapi tidak reliabel)
  • reliable but not valid (reliabel tetapi tidak valid)
  • valid and reliable (valid dan reliabel)

Dalam hal ini kita menyadari bahwa alat ukur dan hasil pengukuran berkaitan atau merupakan satu kesatuan, sehingga kriteria validitas dan reliabilitas tidak dapat berdiri sendiri.


Dan, kita selalu berusaha untuk membuat atau memakai alat ukur yang terpercaya (reliable) dengan hasil pengukuran yang valid.

Penakar hujan obs dibuat sedemikian rupa agar hasil pengukurannya valid dan reliabel.

Sumber Kesalahan dalam Rencana Penelitian

Isaac dan Michael (1981) mengemukakan 8 (delapan) macam kesalahan dalam rencana penelitian sebagai berikut :

  1. Surrogate information error, variasi / perbedaan antara data atau informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dengan data yang dipikirkan atau diperhatikan si peneliti.  
  2. Measurement error, perbedaan antara informasi / data yang dipikirkan oleh si peneliti dengan data yang dihasilkan oleh proses pengukuran
  3. Experimental error, perbedaan antara pengaruh sebenarnya dari variabel bebas (faktor eksperimen) dengan pengaruh yang nampak atau diberikan sebagai hasil analisis
  4. Population specification error, perbedaan antara populasi yang diperlukan untuk memberikan informasi dengan populasi yang diperhatikan oleh si peneliti
  5. Frame error, perbedaan antara populasi yang dinyatakan atau didefinisikan oleh si peneliti dengan daftar unit atau anggota populasi yang dipakai.
  6. Sampling error, perbedaan antara sampel representatif  dengan sampel yang diperoleh dengan memakai metode pemilihan sampel probabilitas
  7. Selection error, perbedaan antara sampel representatif  dengan sampel yang diperoleh dengan memakai metode pemilihan nonprobabilitas 
  8. Nonresponse error, perbedaan antara sampel yang terpilih dengan sampel yang sebenarnya direncanakan dalam penelitian


ISAAC, S., & Michael, W. B. Handbook in Research and Evaluation. San Diego: EdITS Publishers, 1981, 234 halaman.

Penelitian Kepustakaan

Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan.

Contoh-contoh penelitian semacam ini adalah penelitian sejarah, berbagai penemuan rumus-rumus dibidang matematika dan statiska, dan lain sebagainya.

Ada beberapa langkah efektif dan sederhana yang bisa dilakukan dalam penelitian kepustakaan.

* Tentukan inti dari topik yang akan dibahas.
Coba nyatakan keyword yang bisa mewakili topik anda secara keseluruhan. Artinya anda perlu membatasi topik penelitian pada lingkup yang lebih kecil sehingga hasil penelitian menjadi lebih terfokus. Misal topik bahasan anda tentang perubahan iklim, kita bisa membuat pertanyaan, "Apa efek yang terlihat akibat perubahan iklim pada tanaman semangka?"
Contoh lain penelitian tentang pengaruh Facebook pada pecandu remaja, kita bisa membatasi masalah pada "Apakah ada hubungan antara Facebook pada keterampilan berbahasa dalam tulisan?"

* Teknik mencari informasi latar belakang.
Cari keyword yang telah kita bangun pada indeks bahasan pada ensiklopedia. Pada artikel yang berkaitan dengan keyword kita bisa kita dapatkan gambaran secara umum tentang konteks yang akan kita teliti. Perhatikan daftar pustakanya. Tambahan informasi latar belakang bisa didapatkan juga pada catatan kuliah, buku teks wajib, dan bacaan-bacaan lain termasuk website, tetapi usahakan gali lebih dalam sumber yang dipakai website tersebut (misal website tersebut mendasarkan tulisannya pada jurnal, majalah ilmiah, pernyataan resmi suatu instansi, dan lain sebagainya)


Sesuai namanya, perpustakaan adalah teman utama anda. Perhatikan setiap daftar pustaka pada buku yang anda baca. Lihat katalog dan abstrak. Gunakan mbah google.

* Memilah informasi
Pilah pustaka yang anda dapatkan dan pisahkan informasi yang tidak ilmiah. Bila jumlah sumber pustaka yang kita dapatkan terlalu banyak, saatnya mempersempit topik. Sebaliknya juga berlaku bila sumber yang kita dapatkan terlalu sedikit, topik penelitian kita perlu diperluas.

* Tuliskan kutipan menggunakan format standar.
Kutipan memiliki dua fungsi, pertama memberikan penghargaan kepada pengarang yang kita kutip. Kedua untuk memudahkan pembaca menemukan sumber yang kita kutip.

Berbeda perguruan tinggi/sekolah berbeda pula tata cata penulisan kutipan. Pelajari konsep yang berlaku ditempat kita.  (kadang beda dosen pembimbing juga beda gaya penulisan pengutipan  ;)

Penelitian Partisipan

Dalam penelitian semacam ini, si peneliti melakukan pengamatan atau observasi dengan berada di wilayah atau lingkungan yang diteliti sehingga proses dan peristiwa yang ada dapat dipelajari.

Pada umumnya penelitian ini digunakan untuk penelitian bidang sosial, berkaitan dengan kegiatan ini kedudukan pengamat dapat berstatus sebagai :

  • peserta penuh (complete participant)
  • peserta sebagai pengamat (participant-as-observer)
  • pengamat sebagai peserta (observer-as-participant)
  • pengamat penuh (complete observer)

Penelitian Survei

Penelitian survei selalu dikaitkan dengan sampel, sehingga penelitian survei (survey research) juga disebut sampel survei.

Misalnya, untuk mempelajari kadar pencemaran sungai dan perilaku penympangan seksual pada mahasiswa diambil sampel yang selalu merupakan bagian yang sangat kecil dari air sungai dan para mahasiswa yang ingin dipelajari.

Eksperimen

Pada dasarnya eksperimen dilakukan untuk mempelajari bagaimana pengaruh sebuah perlakuan atau lebih terhadap variabel respon yang diperhatikan.

Misal pengaruh unsur silikon terhadap besi cor kelabu (laboratorium), pengaruh pupuk atau obat tertentu pada hasil padi (alami/laboratorium) dan pengaruh penggunaan ganja terhadap masyarakat (alami) 

Bentuk Pengamatan

Dengan memperhatikan perbedaan cara pengamatan atau bentuk observasi yang dilakukan, penelitian dapat dibedakan dalam kelompok sebagai berikut:

    Metode Analisis

    Banyak sekali metode yang digunakan, berdasar pengalaman sering digunakan metode analitis statistika, yang merupakan perhitungan-perhitungan matematis untuk melihat kecenderungan suatu obyek penelitian.

    Ditinjau dari variabel yang diteliti dapat juga digunakan metode analisis multivariat yang menghubung-hubungkan proses antara berbagai variabel.

    Metode Pengumpulan Data

    Dalam bagian ini dikemukakan antara lain populasi, sampel dan cara pemilihannya, ukuran sampel, variabel dan instrumen yang akan digunakan. Jika menggunakan data sekunder atau primer yang dikumpulkan oleh peneliti lain atau lembaga tertentu, hal-hal tersebut juga dikemukakan

    Hipotesis

    Hipotesis merupakan suatu argumen yang akan diuji kebenarannya dimana tidak setiap penelitian harus menuliskan hipotesisnya


    Dalam bidang teknik sering kali hipotesis ini dimasukkan dalam tinjauan pustaka atau studi literatur apabila sudah ada sebelumnya atau jika itu merupakan perbaikan atau modifikasi dapat kita kemukakan terlebih dahulu

    Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian dapat dibedakan antara tujuan umum dan tujuan khusus. Secara sederhana tujuan suatu penelitian merupakan jawaban atau hasil pemecahan masalah yang dikemukakan

    Rencana Penelitian

    Untuk melakukan observasi dengan tujuan tertentu atau suatu penelitian jelas diperlukan suatu rencana kegiatan yang terinci, yang umum disebut rencana atau proposal penelitian

    Suatu rencana penelitian pada umumnya memuat pembahasan tentang sub-pokok bahasan sebagai berikut:

    Kenapa kita meneliti?

    Ketika ditanyakan kenapa kamu mengambil penelitian ini, mahasiswa/peneliti sering kesulitan menjelaskan secara memuaskan. Hal ini karena biasanya penelitian dilakukan sekedar menunaikan kewajiban tanpa mengetahui realitas di lapangan.

    Latar belakang

    Pada dasarnya latar belakang menjelaskan apa sebab penelitian dilakukan. Akan tetapi dianjurkan, pembahasannya disertai dengan hasil penelitian terkait yang telah dilakukan sendiri maupun oleh peneliti lain.

    Selanjutnya dapat dikemukakan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lain.

    Latar belakang yang baik atau sempurna akan sangat menunjang penentuan permasalahan yang akan dikemukakan.

    Menentukan atau mendefinisikan permasalahan dipandang merupakan bagian yang terpenting dalam menyusun rencana penelitian.

    Permasalahan pada umumnya dikemukakan dengan kalimat bentuk pertanyaan, tetapi tidak merupakan keharusan. 

    Penelitian Eksperimental Semu

    Adalah penelitian yang bertujuan memperoleh hasil yang diperkirakan akan diperoleh dari eksperimen yang sebenarnya. Eksperimen sebenarnya tidak bisa dilakukan karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.

    Langkah - langkah Penelitian Eksperimental Semu

    Identifikasi semua variabel
    variabel x adalah variabel bebas semu, yaitu variabel prediktor yang akan mempengaruhi variabel tergantung / dependent.

    Pengelompokan
    variabel dikelompokkan dalam dua atau lebih grup yang mendapat perlakuan dan sebuah grup kontrol/ placebo.

    Prakiraan luaran
    Hasil luaran merupakan variabel y atau variabel tergantung atau prediktan. Dalam analisis Time Series, prediktan dianalisa berdasar perubahan waktu untuk memantau perubahan yang mungkin terjadi.

    Keuntungan dan Kerugian

    Keuntungan

    • Lebih mudah dalam menyimulasikan segala kemungkinan yang bisa terjadi secara acak
    • Meminimalkan kurang validnya percobaan dibanding saat dilakukan di sebuah laboratorium yang disetting secara baik sehingga tidak mengalami kejadian acak yang biasa terjadi di alam nyata.
    • Memudahkan perlakuan yang sama dilakukan pada percobaan yang berbeda subyek dan setting sehingga bisa ditarik generalisasi tentang populasi yang diteliti. Juga lebih efesien dalam percobaan yang memiliki jangka waktu yang panjang dan lingkungan yang berbeda.
    • Biasanya dilakukan pada saat dimana eksperimen sebenarnya akan berakibat ketidak praktisan, tidak etis, ataupun tidak mungkin dilakukan. Misal: Tidak etis memberi obat yang dikhawatirkan memiliki efek negatif kepada manusia yang menjadi obyek penelitian.

    Kerugian

    • Manipulasi variabel prediktor bisa membuat keadaan yang tidak alami (walau bahayanya tidak sebesar eksperimen sebenarnya).
    • Kondisi yang terjadi tidak terlalu acak bila dibanding eksperimen sebenarnya, hal ini menjadi tantangan dalam menterjemaahkan hasil percobaan, terutama untuk menyimpulkan sebab-akibat.

    Penelitian Tindakan

    bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

    Penelitian Eksperimental Sungguhan

    bertujuan menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kejadian acak pada lebih dari satu grup yang khusus diciptakan untuk eksperimen dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan itu. Kejadian acak yang dimaksud adalah pada sifat pada variabel prediktor yang mempengaruhi, bukan pada background variabel seperti misalnya jenis kelamin atau etnis, yaitu tidak bisa dirubah/dimanipulasi oleh peneliti (tidak mungkin Amir seorang Laki-Laki ras Asia dirubah menjadi wanita ras Afrika, kecuali Amir diganti orang lain. Sehingga etnis misalnya tidak bisa dianggap keadaan yang acak.)

    Pengacakan subyek (misal siswa yang akan mengikuti UAN) dilakukan agar peneliti yakin bahwa grup yang dibandingkan (misal grup siswa yang mengikuti kursus dan siswa yang tidak mengikuti kursus) benar-benar bisa diperbandingkan dan perbedaan hasil yang diperoleh bukanlah hasil faktor lainnya (misal kesalahan pembagian soal UAN) ataupun kondisi yang sudah ada sebelumnya (misal tingkat kepintaran siswa). Tanpa pengacakan subyek, belum bisa ditarik kesimpulan bahwa tingkat kelulusan UAN siswa yang mengikuti kursus akan berbeda dengan siswa yang tidak kursus. Mungkin saja pengaruh luar dan kondisi yang sudah ada sebelumnya itu yang lebih berpengaruh (misal karena guru yang mengajar lebih berkualitas, inovatif, dan efektif dalam mengajar). Karena itu pengacakan dilakukan untuk menghilangkan faktor-faktor lain agar hasil yang didapat benar-benar dari hal yang diteliti.


    Tipe Penelitian Eksperimental Sungguhan

    • Posttest dan grup kontrol

      Dengan jumlah yang cukup, pengacakan akan menjamin bahwa dua grup( atau kondisi, keadaan, dan lain-lain) adalah sebanding dan setara dalam karakteristikyang akan berpengaruh pada hasil posttest.

      Walau pretest bisa dipakai untuk mengkonfirmasi bahwa kedua grup awalnya dalam kondisi yang sama, jumlah sampel yang besar dan proses pengacakan membuat pretest tidak diperlukan. Pretest dianjurkan pada jumlah sampel yang lebih kecil.

    • Counterbalanced.
      Pada tipe ini, semua grup diikutkan pada lebih dari satu perlakuan acak dan juga pada kondisi sebagai grup  kontrol.

    • Perimbangan subyek.
      Karakteristik yang penting diusahakan seimbang (misal pretest atau kondisi demografi) pada setiap grup dan perlakuan. Hal ini efektif bila dilakukan secara acak.

    Penelitian Kausal Komparatif

    bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara : berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

    Penelitian Korelasional

    bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-varisasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi

    Penelitian Kasus

    Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan, bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan sekarang (termasuk interaksinya) suatu unit sosial

    Penelitian Perkembangan

    bertujuan menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu

    Penelitian Deskriptif

    bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

    Penelitian Historis

    bertujuan membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.

    Pencarian kebenaran

    Ada dua pendekatan untuk memperoleh kebenaran :

    Pendekatan ilmiah

    Dengan pendekatan ilmiah orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang berkehendak untuk mengujinya

    Pendekatan non ilmiah

    • akal sehat
    • prasangka
    • intuisi
    • penemuan kebetulan dan coba-coba
    • pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis

    Penelitian

    Penelitian adalah proses mencari sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah dengan prosedur dan aturan yang berlaku.


    Masalah penelitian merupakan kondisi yang menunjukkan kesenjangan (gap) antara peristiwa atau keadaan nyata (das sain) dengan tolak ukur tertentu (das sollen) sebagai kondisi ideal atau seharusnya bagi peristiwa atau keadaan tertentu.


    Masalah penelitian adalah keraguan yang timbul terhadap suatu peristiwa atau keadaan tertentu berupa kesangsian tentang tingkat kebenarannya suatu peristiwa atau keadaan


    Untuk membantu peneliti muda dalam usaha menyeleksi dan merumuskan masalah dan sub-masalah yang patut dibahas secara ilmiah ada beberapa kriteria yang perlu mendapat perhatian :
    1. Masalah penelitian harus dipilih yang berguna untuk diungkapkan.
    2. Masalah yang dipilih harus relevan dengan kemampuan atau keahlian peneliti.
    3. Masalah penelitian harus menarik perhatian untuk diungkapkan
    4. Masalah penelitian sedapat mungkin menghasilkan sesuatu yang baru.
    5. Masalah penelitian harus dipilih yang dapat dihimpun datanya secara lengkap dan obyektif.
    6. Masalah penelitian tidak boleh terlalu luas, tetapi juga tidak boleh terlalu sempit

    Ada beberapa jenis penelitian: